Facebook

 


Breaking News

Tragedi Berdarah, Polisi Tikam Polisi di Pos Polisi! Ini Tanggapan Ketua KNPI Riau





PEKANBARU-- (Lintas24riau)-Tragedi Berdarah yang dikenal dengan istilah 'Sambo' kembali terjadi di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah (Polda) Riau.


Anggota Provost berpangkat Aiptu (Kalelawar Dua) di Lingkungan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau Tewas Mengenaskan. Bersimbah Darah di Pos Polisi (Pengamanan) yang berada persis didepan pintu masuk SPN.


Korban atas nama Aiptu Ruslan langsung Tewas, setelah dada kiri dan bagian rusuk kirinya di Tikam oleh Pelaku yang juga seorang Polisi.


Terpisah, ketika dimintai tanggapannya terkait kasus tersebut, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau katakan, bahwa Tragedi ataupun Insiden yang terjadi di SPN Polda Riau merupakan Ujian dari yang Maha Kuasa. Lembaga Kepolisian yang saat ini hampir Super Power tersebut dipaksa untuk lakukan Perubahan, yakni ajakan untuk Revolusi Mental.


Bagi Ketua DPD KNPI Provinsi Riau hasil Musda ke XIV itu, bahwa Pelaku yang bernama Bripka Wido Fernando (WF) dan korban Aiptu Ruslan, selaku Banit Provost SPN Polda Riau terlibat Cekcok yang sangat dahsyat. Sehingga memicu terjadinya Dendam dan Perselisihan antar keduabelah pihak.


Dari informasi yang dirangkum dilapangan, DPD KNPI Provinsi Riau mendapatkan kabar peristiwa penganiayaan berat yang terjadi pada hari Selasa Malam  (20/12/2022), sekitar Pukul 19.30 WIB di SPN Polda Riau, di Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang Kampar KM 27.


Kejadian tersebut berawal dari Korban Aiptu mendatangi Pelaku yang sedang berjaga di Pos Penjagaan. Korban Aiptu Ruslan memanggil dan menegur Pelaku Bripka Wido Fernando karena tidak ikut Apel Pembagian Tugas Kurve, namun Pelaku seketika menjawab dan menyampaikan alasannya.


Mendengar jawaban dan alasan dari Pelaku, Korban menyuruh Bripka Wido untuk Push Up. Namun Pelaku menolak. Seketika keduanya sempat Cekcok, Ribut dan sempat di Lerai oleh anggota polisi yang lainnya.


Diwaktu yang sama, Pelaku Bripka Wido dan Korban Aiptu Ruslan menuju Lapangan Apel. Ketika itu, Senjata si Pelaku di Lucuti dan disuruh pulang.


Hingga pada pukul 19.15 WIB (Malam) si Pelaku datang ke SPN bersama Orangtuanya. Dirinya bergegas menjumpai Waka SPN Polda Riau. Pelaku menyampaikan insiden Lucutan Senjata yang dimilikinya oleh Korban Aiptu Ruslan.


Tetapi sialnya, Saat itu Waka SPN meminta agar persoalan yang dimaksud untuk diselesaikan besoknya, sebab Waka SPN sedang sibuk untuk Persiapan Pelantikan.


Tak puas dengan jawaban tersebut, pelaku lantas menemui Kepala SPN Polda Riau. Setelah menghadap, Pelaku keluar tanpa pamit guna berlari menuju penjagaan. Saat itu juga bertemu dengan Korban Aiptu Ruslan.


Pertemuan itu ternyata kembali menjadi Bumerang bagi keduabelah pihak, yang akhirnya sempat terjadi Perkelahian kembali.


Dendam yang membara! membuat Pelaku Bripka Wido Fernando kalap hingga Spontan Menusuk, Menikam, Membacok hingga Membunuh Aiptu Ruslan sampai Terkapar Jatuh kelantai, setelah sebilah Pisau Sangkur Menancap di dada kiri dan bagian rusuk kirinya.


Saat Korban terkapar bersimbah darah, Pelaku Bripka Wido Fernando yang saat ini telah di Tetapkan menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) Langsung Lari keluar pagar Lingkungan SPN.


Ketua DPD KNPI tingkat Provinsi Termuda se-Indonesia itu tegaskan, bahwa selain Sikap Keprihatinan, pihaknya juga mengajak Pimpinan Polri untuk lakukan Istikharah, Bermunajat kepada Allah, sang Maha Agung. Agar Lembaga Kepolisian benar-benar terbebas dari segala bentuk Sumpah Serapah dan Hukum Karma.


"Menjadi seorang Polisi tentunya harus melewati beberapa hal. Apalagi Lembaga Polri saat ini termasuk banyak sekali menyerap APBN dan Anggaran lainnya. Puluhan bahkan Ratusan Milyar habis untuk satu tahunnya. Diklat, Assessment dan berbagai macam Pelatihan telah menempah para Anggota Polri. Tapi pertanyaannya, kok Tragedi macam Sambo seperti ini terulang kembali? Ada apa dengan Lembaga ini? Mental Polisi kita kok semakin Anjlok? Ayo Revolusi Mental!" ajak Larshen Yunus.


Hingga berita ini diterbitkan, Rabu (21/12/2022) Ketua KNPI Riau Larshen Yunus berulang kali mengatakan, bahwa Hidup ini Harus Menjadi Berkat. Jangan gunakan Harta dan Jabatan untuk Bermain-main dengan Nasib Seseorang. Hindari mental seorang Pecundang, Jangan sampai tunduk dengan Pengaruh Oligarki. Polisi indonesia harus terbebas dari 'Genggaman Para Mafia'. Agar kedepannya Lembaga Polri senantiasa dalam Penyertaan Tuhan.


"Do'a kami menyertai bapak Kapolri dan tentunya harapan besar bagi bapak Kapolda Riau beserta Jajaran, agar segera Menangkap Pelaku tersebut. Jangan sampai ulah segelintir Oknum, institusi Polri jadi Buruk dan Hina Dimata Rakyat. Ayo Berbenah!" akhir Larshen Yunus, menutup pernyataan persnya. (*)

Tag Terpopuler