Dihina, Ratusan Warga Sakai Datangi PT. Panahatan
Desa Petani ( Lintas24riau).Ratusan warga suku Sakai mendatangi kantor PT. Panahatan di jalan Cucut, Desa Buluh Manis, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Senin 3 Oktober 2022.
Kedatangan warga Sakai menuntut atas penghinaan suku Sakai yang telah di lakukan oleh Pemilik PT. Panahatan saudara Polin.
Terlihat warga yang datang dominan ibu-ibu serta ada yang mengendong anak-anak. Salah seorang pendemo sangat histeris sambil meneriakan agar Polin keluar dari kantor menjumpai mereka.
"Keluar kau Polin, kami suku Sakai bukan bodoh," teriak ibu ini.
Bahkan dari mereka mencoba menerobos palang besi PT. Panahatan yang dikawal Security serta karyawan.
Sanking histeris dan juga kecapean ibu Dinar yang menerobos itu sampai di dalam langsung pingsan dan butuh perawatan.
Dengan gesit Polisi yang ikut mengawal aksi demo memerintahkan karyawan PT. Panahatan agar membawa ibu Dinar yang pingsan ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.
Peristiwa ini tidak menyurutkan warga lain melanjutkan aksi, bahkan pemuda suku Sakai terpancing emosi hingga melempari pos security milik PT. Panahatan.
Beruntung aksi demo tidak ada warga yang melakukan perbuatan anarkis hingga tidak ada berjatuhan korban dari kedua belah pihak.
Menurut Along Sakai salah seorang warga Kilometer 10 Desa Buluh Manis, aksi demo yang di lakukan oleh warga suku Sakai karena Owner PT. Panahatan saudara Polin sebut warga suku Sakai bodoh.
"Polin sudah membuat marah warga suku Sakai dengan menyebut suku Sakai bodoh," ujar Along saat di jumpai media ini.
Selain itu, sambung Along, Polin selaku owner PT. Panahatan tidak membuat warga disini nyaman, selalu merendahkan kami dan selalu menakut - nakuti kami.
Aksi demo selain minta pertanggung jawaban Polin atas sikapnya yang merendahkan warga Sakai juga menuntut pihak polisi membebaskan kembali warga yang ditangkap.
"Kami minta Polin bertanggung jawab atas sikapnya dan warga kami yang di tangkap pihak polisi tolong bebaskan, kejadian tempo dulu sudah ada perdamaian yang tertulis, kenapa masih ditangkap juga warga kami," ujarnya heran.
Aksi mulai mereda saat Iptu Indra Vahrenal dari Polisi Sektor Mandau menyampaikan bahwa Polin tidak berada di tempat dan meminta perwakilan warga untuk masuk membicarakan apa yang menjadi tuntutan warga.
Pertemuan dipimpin oleh Kanitreskrim Polsek Mandau AKP Firman didampingi Iptu Hutain dan Iptu Indra Vahrenal dari pihak warga Sakai Sofyan, Muhammad Ni alias kotak dan Ongki, sementara dari pihak PT. Panahatan diwakili oleh Pane.
Hasil dari pertemuan menyepakati bahwa pihak PT. Panahatan sementara dilarang beroperasi selama tiga hari, semua alat berat yang beroperasi agar dibawa ke kantor.
"Bila tetap beroperasi, terjadi hal yang tidak kita inginkan kami tidak bertanggung jawab," kata Syofian dalam pertemuan.
Terkait dengan ketersinggungan warga atas sikap Polin, Iptu Hutain menyarankan agar pihak suku Sakai berunding dengan Datinnya.
"Silahkan nanti putuskan dengan pihak Datin, apakah mau diselesaikan secara adat atau secara hukum," sebutnya.
Pane yang mewakili PT. Panahatan tidak dapat berkomentar, menurutnya, Ia hanya karyawan di perusahaan PT. Panahatan, Ia akan sampaikan kepada Polin atasannya apa yang menjadi aspirasi dari Warga.
Awak media ini berusaha mencari nomor contac Polin, namun hingga berita ini diterbitkan belum dapat keterangan dari owner PT. Panahatan saudara Polin. (Mus)