Makna Kata “Ummat” dalam Al-Qur’an
Image: muslim.or.id |
Kata “Ummat” dalam Konteks Kalimat
Oleh: dr. M. Saifudin Hakim M.Sc Ph.D
Ditulis di: muslim.or.id
Kata “ummat” (أمة) dalam Al-Qur’an digunakan dalam beberapa konteks kalimat. Sehingga hendaknya dipahami sesuai dengan konteks masing-masing. Terdapat beberapa makna dari kata “ummat” dalam Al-Qur’an, yaitu:
1. Golongan atau Sekelompok Orang.
Misalnya, firman Allah Ta’ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl [16]: 36)
2. Imam atau Pemimpin
Misalnya, firman Allah Ta’ala,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. An-Nahl [16]: 120)
3. Millah atau Agama
Misalnya, firman Allah Ta’ala ketika menceritakan perkataan orang-orang kafir,
بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ
“Bahkan mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 22)
Demikian pula perkataan mereka sebagaimana yang Allah Ta’ala ceritakan pada ayat berikutnya,
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
“Dan demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata. “Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 23)
Juga firman Allah Ta’ala,
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu. Dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 92)
Ketika menjelaskan ayat di atas, dalam Tafsir Jalalain disebutkan,
{إنَّ هَذِهِ} أَيْ مِلَّة الْإِسْلَام {أُمَّتكُمْ} دِينكُمْ أَيّهَا الْمُخَاطَبُونَ أَيْ يَجِب أَنْ تَكُونُوا عَلَيْهَا
“Sesungguhnya ini” maksudnya adalah “agama Islam”. “Umat kalian” maksudnya adalah “agama kalian”, yaitu orang-orang yang terkena seruan ayat ini, mereka wajib berada di atas agama tersebut.” (Tafsir Jalalain, hal. 430)
4. Waktu atau Masa
Misalnya, firman Allah Ta’ala,
وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ
“Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena’birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).” (QS. Yusuf [12]: 45).
Editor: Yuli
Source: muslim.or.id