Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Pendidikan Anak
Sinergitas |
Dimasa awal ajaran baru dunia pendidikan saat ini, sejumlah hal klasik yang biasa terjadi seolah menjadi fenomena. Dimana orang tua dengan sumringah menghantarkan anaknya masuk ke sekolah. Orang tua dengan berbagai upaya dan cara berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan pendidikan anaknya disekolah yang menjadi satu-satunya tempat formal berlangsungnya pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, peran serta antara orang tua dan guru serta anak, merupakan Tri Tunggal yang saling berkaitan erat dalam upaya mewujudkan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan anak tak seharusnya diserahkan semuanya kepada sekolah dan guru. Dimana di sekolah, anak-anak didik hanya memiliki waktu 7 atau 8 jam saja. Sementara selebihnya anak-anak menghabiskan waktu mereka dirumah.
Dalam hal ini tentu saja, pendidikan yang paling fundamental berada ditangan orang tua si anak. Disini orang diminta berperan penting untuk mendukung pendidikan anak yang didapatnya di sekolah. Seperti menanyakan apakah ada tugas atau pekerjaan rumah (PR) dari sekolah, serta mempertahankan apa yang dipelajari di sekolah hari ini.
Dengan hal ini setidaknya orang tua sudah memiliki peran penting selain guru dalam menunjang pembelajaran anak di rumah. Hal ini suatu sikap yang positif tentunya dan diharapkan hal ini terus akan dilakukan. Sehingga anak merasa, bahwa pendidikan bukan hanya di sekolah semata, namun juga di rumah.
Memang benar jika ada yang beranggapan, bahwa pendidikan adalah tanggung jawab guru di sekolah, tapi perlu diingat juga, bahwa waktu anak lebih banyak di rumah. Sinergi antara guru, orang tua dan anak dalam hal ini memiliki peranan penting.
Selain itu orang tua juga diharapkan berperan aktif dalam mengikuti perkembangan anak-anak mereka di sekolah. Seperti sejauh mana tingkat pembelajaran anak, atau apakah ada hambatan yang mempengaruhi semangat anak dalam ia belajar.
Sejatinya, peran orang tua, guru dan anak di sekolah merupakan simultan yang akan mendorong kemajuan pendidikan itu sendiri. Sehingga hal ini sangat disarankan dilakukan guna mencapai tujuan bersama yaitu komunikasi yang baik antar guru, orang tua, dan anak itu sendiri.
Guru dalam perannya sebagai pendidik, tak terlepas dari kesilapan dan juga kealpaan. Namun guru juga sebenarnya sadar benar, bahwa ia adalah orang yang paling penting dalam menentukan karakter anak-anak di sekolah. Guru dengan segala keterbatasannya juga terkadang menjadi sasaran kegagalan anak di sekolah oleh orang tua. Dan hal ini sudah terjadi namun dapat diluruskan dengan adanya langkah persuasif yang dilakukan oleh kepala sekolah dan orang tua si anak.
Kepala sekolah merupakan Main Leader di sekolah. Dan biasanya, kepala sekolah selalu mengikuti perkembangan anak-anak didik melalui sejumlah laporan yang disampaikan oleh guru. Kepala sekolah berupaya dengan semaksimal mungkin membangun komunikasi yang baik antara anak didik, orang tua, serta guru itu sendiri.
Pada konteksnya terkadang, kita bisa melihat masih adanya catatan hitam di dunia pendidikan. Baik itu kekerasan yang dialami oleh anak didik, guru dan juga kepala sekolah yang dilakukan oleh orang tua akibat dari adanya miskomunikasi yang terjadi. Tentunya hal-hal semacam ini sangat tidak kita harapkan terjadi.
Untuk itu, mengutip apa yang pernah dituliskan oleh Damris S.Pd salah seorang kepala SDN 09 Simpang Belutu pernah mengatakan, bahwa untuk mewujudkan sinergi antara orang tua anak, guru dan juga si anak didik itu sendiri, perlu selalu adanya koordinasi yang tepat untuk meminimalisir hal semacam itu terjadi. Apalagi menurut Damris S.Pd, bahwa sekolah saat ini sudah mengacu sekolah berbasis keluarga.
Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Rosli S.Ag yaitu Ketua PGRI Kecamatan Kandis Kabupaten Siak pernah mengatakan, bahwa apa yang terjadi di dalam dunia pendidikan seperti kekerasan dan hal lainnya, menurutnya adalah komunikasi yang dibangun sejak awal sudah salah. Nah, menurutnya lagi, kedepannya diharapkan sejak awal anak masuk sekolah atau pun di ajaran baru, komunikasi harus dibangun dengan baik.
Semoga kekerasan dalam dunia pendidikan tidak terjadi lagi, dan tujuan pembelajaran yang diharapkan di sekolah menjadi hasil final yang diharapkan oleh orang tua, guru dan si anak didik itu sendiri.
Narasumber:
DAMRIS S.Pd
ROSLI S.Ag
Dikoreksi Oleh:
FIRDAUS M.Pd