Facebook

 


Breaking News

Pelajaran Berharga dari Kepergian Pejuang Kanker Paru Sutopo PN



Jakarta - Pengidap kanker paru yang juga Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menghembuskan napas terakhir setelah bergelut selama 19 bulan melawan penyakitnya. Ia meninggal dunia pada Minggu (7/7) di Guangzhou, China.

Spesialis paru dari Omni Hospital Pulomas, dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan pelajaran yang dapat kita petik dari penyakit kanker paru yang diidap mendiang Sutopo adalah lebih peduli pada kesehatan dan menghindari risiko penyakit.

"Masuk usia 40, lakukan medical check up. Hindari resiko penyakit, dengan tidak rokok, menjaga pola makan dan melakukan kebiasaan hidup sehat," katanya pada detikHealth, Senin (8/7/2019).

Rokok menjadi salah satu penyebab yang paling berbahaya dari kanker paru. Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Elisna Syahruddin, SpP(K) PhD, mengatakan paparan asap rokok ikut memicu pertumbuhan sel kanker pada perokok pasif.

"Rokok dan asapnya menjadi faktor risiko yang dapat dikendalikan, berbeda dengan umur, jenis kelamin, dan riwayat dalam keluaga. Mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat kanker dalam keluarga, atau pernah menderita kanker sebelumnya berisiko lebih besar mengalami kanker paru. Untuk perokok, mereka harus segera menghentikan kebiasaan yang berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungannya," tutur dr Elisna.

Dikutip dari SingleCare, setidaknya ada lima tes medical check up yang dapat dilakukan sebelum memasuki usia 40 tahun. Di antaranya skrining kanker, tes pendengaran, skrining gigi, pemeriksaan mata, dan pemeriksaan jantung.

Seseorang tidak harus menunggu sampai muncul gejala dari suatu penyakit untuk melakukan medical check up. Setidaknya, lakukanlah medical check up setiap satu tahun sekali.

Tag Terpopuler