Ketua Umum PA 212 Ditetapkan Sebagai Tersangka
Slamet Ma'arif
Lintas1News-SURAKARTA-Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif akhirnya ditetapkan tersangka oleh Polres Surakarta. Penetapan tersangka ini sesuai hasil penyelidikan pihak Polresta Surakarta. Hal ini dibenarkan oleh dibenarkan Wakil Kapolres Surakarta, AKBP Andy Rifai saat diwawancarai wartawan.
"Benar, beliau sudah ditetapkan tersangka, dan surat panggilan telah kita layangkan," katanya dengan singkat Senin (11/2).
Dalam surat panggilan Polresta Surakarta itu, sebagaimana dilaporkan sejumlah media di Indonesia, Slamet diminta menghadap ke Posko Gakkumdu, Polresta Surakarta, pada Rabu 13 Februari mendatang.
Dasar penetapan tersangka adalah Slamet diduga melakukan tindak pidana pemilu dengan melanggar Pasal 280 ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, g, h, i, j tentang kampanye di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Dugaan tindak pidana pemilu itu disebut dilakukan Slamet dalam acara Tabligh Akbar PA 212 Solo Raya, di Jl Slamet Riyadi, depan kantor BCA KCU Solo-Slamet Riyadi, Gladak, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, pada Minggu 13 Januari 2019 pukul 06.30-10.30 WIB.
Namun menurut pengacara Slamet Ma'aruf Mahendratta penetapan tersangka terhadap kliennya tersebut sangat tidak logis dan tidak memiliki legal standing yang jelas.
"Apa yang jelas kami lihat adalah, penetapan ini tidak jelas. Apa lagi legal standinya. Sehingga menurut kami sangat rancu," katanya.
Hingga saat ini, berbagai upaya dan langkah akan dilakukan kuasa hukum Slamet Ma'arif. Sebab menurut sejumlah pihak hal ini sangat kontras ditengah situasi kontestasi politik yang semakin panas.
"Apa yang jelas kami lihat adalah, penetapan ini tidak jelas. Apa lagi legal standinya. Sehingga menurut kami sangat rancu," katanya.
Hingga saat ini, berbagai upaya dan langkah akan dilakukan kuasa hukum Slamet Ma'arif. Sebab menurut sejumlah pihak hal ini sangat kontras ditengah situasi kontestasi politik yang semakin panas.